Merintis Usaha Minimarket dengan Modal Terbatas

Untuk merintis bisnis minimarket ada beberapa jalan yang dapat dipilih, yakni membuka minimarket mandiri dengan nama dan desain sendiri (non-franchise) atau mengambilfranchise. Bagi Anda yang memiliki modal yang kuat dan tak ingin dipusingkan dengan persoalan manajemen usaha namun ingin memiliki usaha minimarket, tentu Anda dapat mengambil bisnisfranchise minimarket. Konsekuensinya modal yang perlu dikeluarkan cukup besar.

Sementara itu bagi Anda yang tertantang untuk merintis bisnis minimarket dari nol, Anda bisa memilih untuk membangun usaha minimarket non franchise tersebut. Namun sebelum memutuskan untuk membuka minimarket, banyak hal yang perlu disiapkan di antaranya mengetahui manajemen usaha minimarket, inventory barang, manajemen SDM, pengaturan produk display, hingga pengaturan belanja dan stock barang. Nah bagi Anda yang tak memiliki pengalaman di bidang manajemen pengelolaan usaha ritel, jangan khawatir, kini telah banyak jasa konsultan yang mampu membantu Anda mewujudkan impian merintis bisnis minimarket dengan modal yang terbatas. Pasalnya, investasi yang diperlukan untuk membuka minimarket non franchise pastinya lebih terjangkau dan Anda pun tak perlu berbagi keuntungan maupun royalty dengan pihakfranchisor.

Tahapan Bisnis.

Langkah pertama yang harus dimiliki pebisnis yang ingin memiliki minimarket adalah mutlak harus memiliki tempat usaha diluar modal. Idelnya luasan minimarket mulai dari 50 m2 sampai 150 m2. Meskipun hanya memiliki ruko atau tempat usaha hanya 50 m2, namun upayakan lebar bagian depan tempat usaha tidak kurang dari 5 meter. Yang membedakan minimarket dengan departemen store yang juga perlu diperhatikan adalah jumlah orang yang lalu lalang dikawasan tersebut. Ingat, 80% pengunjung miniamrket adalah orang pejalan kaki, sehingga cari lokasi yang mudah dijangkau pejalan kaki. Pastikan lokasi usaha yang akan dibangun minimarket tersebut berada di kawasan stratagis seperti ruko kompleks perumahan, pinggir jalan yang ramai atau sepanjang jalar masuk menuju kompleks perumahan.

Langkah kedua, Seperti usaha lainnya urusan perizinan usaha seperti izin usaha dari lingkungan sekitar (RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan), Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat, SIUP, NPWP, TDP hingga hak izin undang-undang gangguan (HO).

Langkah ketiga adalah menghitung biaya yang akan dikeluarkan tiap meter persegi. Rasio investasi sebuah minimarket mulai dari Rp 3-4,2 juta/m2. Dengan demikian jika Anda ingin membuka usaha minimarket dengan luasan 50 m2setidaknya modal yang diperlukan diluar bangunan adalah Rp 150-200 juta yang berisi 20 rak.

Langkah keempat Pentingnya Display. Setelah Anda menginvestasikan modal untuk mengisi dan mendesain minimarket tersebut, agar lebih menarik,kelompokkan produk display dengan beberapa kategori. Ada 2 kategori utama yakni food berada di sebelah kanan pintu masuk dan non food disebelah kirinya. Selain itu untuk bagian depan disarankan mendisplay produk infulsif seperti permen, cokelat, snack atau makanan yang pembeliannya tidak direncanakan. Selain itu produk fresh, frozen dan minuman dingin juga biasa didisplay dibagian depan kasir, obat-obatan dan rokok bisa di display di tempat kasir.  Sedangkan produk seperti sembako dan kebutuhan sehari-hari, dan pembersih rak displaynya di letakkan belakang produk-produk infulsif tersebut.Jika memang lokasi usaha yang dimiliki terbatas 50 m2, sangat membatasi pelaku usaha untuk membuat stok barang lebih banyak karena tidak memiliki gudang tempat penyimpanan stok barang. Sehingga pelaku usaha biasanya belanja dalam jumlah terbatas dan sulit mendapatkan harga murah. Karena harga murah baru akan diberikan dengan pembelian jumlah besar.

Langkah kelima dalam berburu stok barang seperti mencari suplier/distributor yang melayani pembelian jumlah tertentu, memburu diskon di toko ritel besar seperti Makro dan Carrefour, mencari chaneling dengan suplier untuk minimarket dengan sistem jaringan seperti MadaniMart yang telah memiliki beberapa jaringan minimarket di berbagai daerah.

Langkah keenam adalah membuat standar operating prosedure (SOP) yang meliputi aspek SDM, merawat barang dan peralatan, menata ruang dan produk display, mengorder barang, inventory barang serta mengatur arus keuangan usaha. SOP juga yang diterapkan ritel besar dalam mengelola usahanya. SOP manajemen toko ini dapat dipelajari dari berbagai buku, kursus maupun mengikuti pelatihan khusus. Untuk sebuah minimarket paling tidak diperlukan 1 orang kepala toko, 2 orang senior staff, 2 orang karyawan. Soal inventory, pengecekan stok produk dan pemesanan barang perlu diperhatikan dengan melihat produk apa saja yang terjual tiap harinya melalui mesin kasir yang telah di program inventory produk. Omset yang diperoleh toko tiap harinya perlu di rekap langsung dalam kas pemasukan dan mencatat semua pengeluaran tiap harinya. Dengan demikian jelas arus keuangan usaha tiap harinya dalam satu bulan.Berbicara mengenai omset, Idelanya omset yang diperoleh minimarket diatas Rp 2,5 juta/m2/bulannya. Bahkan jika ingin memiliki perputaran usaha yang baik ada baiknya pelaku usaha minimarket memiliki target omset Rp 7-8 juta/hari. Nah untuk mencapai target tersebut starting point menjadi hal penting dan penentu usaha kedepannya. Untuk itu sangat penting melakukan grand opening yang ramai dan menarik sebanyak-banyaknya pengunjung untuk datang saat pembukaan. Misal saja mendatangkan badut, memberikan harga spesial, membuat acara hiburan, perlombaan anak hingga mendatangkan artis penghibur. “Untuk mendapatkan omset Rp 7-8 juta/hari saat grand opening pelaku perlu berusaha mendapatkan omset Rp 60-70 juta pada hari tersebut”. Pasalnya meskipun jumlah omset yang diperoleh terlihat besar, namuan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dari pelaku usaha minimarket hanya sekitar 4-5% saja.

Langkah ketujuh adalah Gencar Promosi. Guna mencapai target tersebut langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah melakukan promosi dengan jangkauan radius 2 kilometer dari tempat usaha. Caranya dapat membagikan brosur secara door to door ke seluruh kompleks perumahan dalam jangkauan tersebut. Selain itu promosi promosi juga dapat dilakukan dengan mengadakan undian berhadiah maupun memberikan kupon potongan belanja. Yang juga tak boleh dilupakan perlu memperhatikan tanggal pembukaan minimarket. Upayakan membuka tempat usaha setelah tanggal 25 hingga awal bulan yang dikaitkan dengan waktu gajian dan belanja bulanan ibu rumah tangga. Jika pelaku usaha dapat menarik benyak pengunjung diharapkan omset yang ditargetkan tercapai. Namun jika tidak, dalam waktu 3-6 bulan masih belum banyak pengunjung, pelaku usaha perlu melakukan evaluasi bahkan re-oppening agar terlihat suasana baru. Menyikapi menjamurnya usaha minimarket di berbagai tempat, selaku pelaku usaha harus benar-benar memantau produk apa saja yang ada di tempat kompetitor berikut harganya. Upayakan harga jual Anda jangan lebih tinggi dari kompetitor. Pasalnya konsumen saat ini sangat peka. Beda Rp 50 saja konsumen dapat berpindah ke toko sebelah. Hal yang lain yang juga dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan yang terbaik hingga memberikan jasa antar. Terkadang hanya selisih Rp 500 rupiah namun diberikan servis jasa antar pelanggan bisa memilih minimarket yang memberikan pelayanan lebih.