Permainan harga untuk mengelabui konsumen di toko ritel masih sering terjadi. Dan biasanya yang menjadi salah satu pelakunya adalah bagian keuangan atau kasir.
Meski sudah banyak konsumen yang menjadi korban. Tapi mereka tidak menyadari dan mau mengungkap kecurangan tersebut. Malah sebagian banyak konsumen yang tidak mempermasalahkan hal itu dapat menambah keuntungan para kasir nakal.
Rahma, salah seorang warga Makassar yang tinggal di Jalan Antang, kepada BKM, mengaku sudah beberapa kali mengalami kecurangan yang dilakukan oleh kasir. “Saya pernah membeli minuman kemasan, harga pesatunya tidak sampai Rp7000. Tapi kasirnya malah mengatakan harga totalnya Rp14.000. Saat saya bayar bayar uang Rp20.000 sisa kembaliannya hanya Rp5000. Dia ambil uang saya Rp1000. Selain itu saya juga tidak dikasih struk pembelian,” jelasnya, saat berada di Supermarket di Jalan Boulevard.
Rahma menambahkan, bertambahnya jenis pusat pertokoan membuktikan kalau masyarakat lebih memilih berbelanja di tempat tersebut daripada di pasar tradisional atau toko sembako.
Menyikapi hal itu, anggota Komisi B DPRD Makassar, Irwan Djafar juga membenarkan jika masih sering dijumpai perusahaan retail melakukan penipuan terhadap konsumennya saat membayar barang belanjaannya di kasir. Ketidakjelian masyarakat saat berbelanja dimanfaatkan oleh kasir menaikkan harga, jauh dari harga yang dipasang di tempat peletakan barang atau produk dengan harga yang tercatat di kasir.
“Masyarakat harus lebih jeli dalam berbelanja, waspada dengan harga yang ditawarkan sebelum pergi itu, harus mencocokkan antara harga yang dipasang di tempat peletakan barang dengan harga di struk belanja. Sebab modusnya, kasir hanya memotong uang yang nilainya kecil Rp200, tapi jika ribuan komsumen diperlakukan sama otomatis nilanya besar,” katanya, kemarin.
Legislator fraksi Nasdem ini-pun menyatakan, banyak masyarakat mengalami penipuan, hanya saja mereka tidak tahu mau melapor kemana. Selain itu, banyak konsumen yang tidak sadar jika uangnya dikuras oleh petugas kasir saat berbelanja.
“Tindakan oknum kasir merupakan tindakan pidana dengan pencurian yang terstruktur dan terencana oleh manajemen perusahaan. Ia mensinyalir ada unsur kerjasama antara kasir dengan kepala toko di perusahaan retail untuk menggasak kantong konsumen,” katanya.
Irwan menghitung-Hitung keuntungan yang diperoleh kasir setiap harinya bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. “Masyarakat jika menemukan hal seperti itu segera laporkan, keuntungan kasir bisa mencapai jutaan, sebab kadang selisih harga barang itu bida Rp1000 hingga Rp2000 rupiah, sementara pengunjung supermarket dan sejenisnya setiap hari ramai pembeli,” ujarnya.
Ia berencana mengusulkan masalah tersebut ke pimpinan komisi B agar seluruh perusahaan retail bisa dipanggil menghadap ke DPRD. Selain itu, menurutnya perlu keterlibatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) untuk mengawasi kegiatan supermarket dan sejenisnya.