Seperti yang sering dikeluhkan oleh banyak konsumen yang menjadi korban. Tidak banyak konsumen yang berhasil dan mau mengungkap kecurangan ini. Malah sebagian banyak konsumen yang bersikap cuek bisa menambah keuntungan para kasir nakal.
Berikut beberapa modus kecurangan yang dilakukan oleh kasir-kasir sebuah minimarket yang berhasil diungkap oleh masyarakat :
1. Menyebutkan total harga tanpa memberikan struk pembelian
Seorang konsumen minimarket Alfaexpress bernama Nia mengeluhkan penipuan yang dilakukan petugas Alfaexpress di kawasan Tebet Dalam, tepatnya di depan Pasar Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu dia hendak membayar empat item makanan yang baru saja dia beli. Selesai memilih barang, dia kemudian ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Sesampainya di meja kasir, dia melihat tidak ada petugas. Tak lama, di belakangnya berjalan seorang petugas pria minimarket berseragam oranye menuju meja kasir. Dia tidak tahu apakah pria itu hanya petugas toko atau benar petugas kasir. Yang jelas dia bisa mengoperasionalkan mesin penghitung yang ada di hadapannya.
“Ya saya nggak curiga karena dia sepertinya memang bisa menggunakan alat-alat itu,” kata Nia.
Kemudian, petugas itu langsung menyebutkan total belanjaan Rp 31.000. Tanpa rasa curiga dia langsung membayar. Kesalahannya, dia tak meminta struk karena merasa percaya pada hasil hitung-hitungan si kasir.
Sebelum meninggalkan minimarket itu, dia kemudian menghitung-hitung kembali belanjaannya. Dia sadar bahwa total belanjaannya tidak sampai Rp 31.000. Kemudian dia mendatangi petugas itu kembali dan si petugas kagok menjelaskan saat ditanya total belanja dia sebenarnya.
“Saya tanya, perasaan saya belanjanya nggak sampai segitu, kok bisa segitu ya. Dia yang kagok, langsung mengambil struk dan berdalih ada potongan harga kemudian dengan santai mohon maaf,” ujarnya.
Wanita yang bekerja di kawasan di Tebet itu tak lantas percaya. Dia meminta struk belanjanya. Dari struk itu jelas terlihat tidak ada potongan apapun dan total belanjanya Rp 26.000.
“Wuah saya dibohongi, dia cuma bilang maaf-maaf. Saya tegur aja dan saya keluar aja. Sayang saya nggak sempat catat siapa namanya,” tambahnya.
Dia pun sudah mengeluhkan kejadian itu ke call center Alfaexpress. Petugas call center bernama Dewi segera mengecek gerai itu.
“Mereka si udah minta maaf atas ketidaknyamanan itu dan segera menghubungi counter Tebet,” tandasnya.
2. Harga yang dicantum di rak tidak sesuai dengan harga aslinya
Penipuan yang dimaksud adalah harga yang tertera di rak tidak sama dengan yang ada di kasir. Alhasil, pembeli yang tak teliti maka akan membayar sesuai harga yang keluar dari mesin kasir.
Penipuan dengan kedok seperti ini beberapa kali dialami oleh seorang wanita bernama Tia. Terakhir, Tia mengalami kejadian itu saat berbelanja di gerai Indomaret di daerah Penggilingan, Jakarta Timur pada hari Sabtu kemarin.
Berdasarkan penuturan Tia, saat itu dia membeli sebungkus permen yang dibanderol dengan harga Rp 3.000. Namun, saat melakukan pembayaran di kasir, tiba-tiba saja harga berubah menjadi Rp 4.200. Untungnya Tia teliti dengan perubahan harga itu, dia pun komplain kepada petugas kasir.
3. Donasi di minimarket tak dicantumkan dalam struk pembelian
Minimarket dengan jaringan yang luas di Indonesia seperti Indomaret dan Alfamart memiliki program yang menghimpun sumbangan pelanggan. Namun sayangnya, sumbangan yang diambil dari uang kembalian pelanggan tersebut terkadang tidak dituliskan dalam struk belanja.
Salah satunya seperti yang dialami pemilik akun Facebook Janner E. Pasaribu saat berbelanja di Alfamart yang berada di Jalan Raya Sumedang Cirebon, KEcamatan Cimala.
Dalam tulisan yang diunggah pada Selasa lalu, Janner menjelaskan, total seluruh belanjaannya berjumlah Rp 72.700. Dia kemudian membayar dengan menggunakan uang Rp 100 ribu dan menerima kembalian Rp 27.300.
Kemudian sang kasir bertanya, apakah Janner bersedia menyumbang Rp 300 dari uang kembalian belanjaannya. Kemudian Janner setuju untuk menyumbangkannya.
Setelah menerima struk belanja, Janner terkejut saat mengetahui Rp 300 yang disumbangkannya tidak dituliskan. Selain itu, uang yang digunakan untuk belanja juga tidak dituliskan di dalam struk.
“Tadi saya berikan uang Rp 100.000, tapi tidak tercantum di struk sehingga uang kembaliannya Rp 0?” tanya Janner.
“Maaf pak saya sudah entry duluan di system jadi tidak muncul,” jawab sang kasir.
Sang kasir, lanjut Janner, kemudian berusaha menyuapnya dengan mengembalikan Rp 500. Mendengar jawabannya sang kasir hanya bisa terdiam.
Menanggapi hal tersebut pihak Alfamart menegaskan kasir di semua jaringan toko Alfamart telah menggunakan program komputer kasir, di mana setiap struk transaksi memiliki kolom yang memisahkan pendapatan dari belanja konsumen dan donasi konsumen. Secara prosedur, konsumen akan dimintai konfirmasi dengan menekan tombol YES atau NO ketika hendak mendonasikan sebagian uang kembalian belanjanya.
Perusahaan juga telah mengedukasi para Kasir tentang prosedur transaksi tersebut. Untuk setiap donasi yang diberikan konsumen akan tercatat di struk belanja bagian bawah.
“Kami mengimbau agar konsumen yang berdonasi ikut teliti memeriksa struk belanja dan mengingatkan kasir apabila donasi belum tercantum. Jika Donasi tidak tercantum konsumen agar meminta uang kembalian sesuai dengan Haknya,” kata Corporate Communication GM PT Sumber Alfaria Trijaya Nur Rachman dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com.
4. Kasir nakal lakukan penarikan tunai diam-diam
Kecurangan selanjutnya terjadi kepada Lee Sang Hok yang mendapati dirinya telah menjadi korban penipuan kasir nakal di sebuah minimarket kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Setelah melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu debit, ternyata ada hal yang aneh dalam struk pembeliannya.
Lewat akun Facebooknya, Lee mengaku hanya membeli makanan serta minuman ringan, harganya pun tidak mencapai Rp 150 ribu. Yang mengejutkannya adalah ketika mengetahui ada pengambilan tunai Rp 200 ribu di bagian bawah struk. Padahal dia tidak pernah meminta.
“Ketika berbelanja di suatu minimarket, kami dilayani oleh kasir yg berpenampilan manis & dengan pakaian serba tertutup. Ini mengesankan dia seorang yg sangat religius. Pertama kami pakai Kartu Kredit BCA, namun gagal. Kemudian kami ganti pakai Kartu Debet BCA. Setelah melihat struk belanja, kami langsung menanyakan apa maksud dari AMBIL TUNAI RP 200.000. Kasir menjawab bahwa itu hanya salah pencet saja dan enggak ada transaksi tunai,” demikian dikutip dari akun Lee Sang Hok
Namun, dia tak percaya kata-kata yang disampaikan kasir tersebut. Dia lantas melakukan pengecekan ke ATM terdekat dan mengetahui telah ada pengambilan dana sebesar Rp 200 ribu. Hal ini dia ketahui karena sempat melakukan pembayaran kartu kredit.
“Setelah itu, kami balik lagi ke kasir dan mengatakan bahwa benar-benar ada potongan Rp 200.000 dan minta kasir memberikan kepada kami Rp 200.000 untuk AMBIL TUNAI. Kasir dengan wajah tanpa dosa memohon maaf karena keliru dan memberikan kami Rp 200.000.”