Satpol PP Surabaya berkeliling setiap malam. Mereka mengimbau pemilik warung dan pengunjungnya untuk tidak berkumpul di tengah pandemi korona. Semua itu masih sekadar imbauan karena belum ada ketentuan pasti yang mengikat.
Biasanya, warung-warung diminta tutup pukul 19.00. Pengunjung diminta pulang dan tetap di rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
’’Tolong mengerti. Dalam situasi seperti ini, enggak usah cangkrukan dulu,’’ ujar Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto.
Namun, pemkot menemui kendala dalam penerapannya. Jumlah petugas terbatas. Tidak bisa menjangkau seluruh warung. Akibatnya, tidak semua warung bisa ditertibkan. Masih ada yang membandel dan tetap berkumpul hingga larut malam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB) Linmas Eddy Christijanto mengatakan, hingga kini kegiatan ekonomi memang tetap boleh berjalan. Warung, toko tradisional, hingga toko modern tetap boleh buka. ’’Tapi segera kami batasi. Misalnya, biasanya boleh buka sampai 10 malam, nanti lebih cepat,’’ kata mantan Kabag pemerintahan itu.
Eddy mengatakan akan ada aturan yang mengikat terkait ketentuan tersebut. Batasan waktu bagi tempat usaha juga masih didiskusikan di internal pemkot. ’’Nanti diatur kalau tidak lewat perwali, ya surat edaran,’’ jelasnya.
Dia menuturkan bahwa kebijakan lockdown tidak diambil pemerintah. Karena itu, kegiatan ekonomi tetap boleh dilakukan. Masyarakat boleh keluar rumah dengan catatan harus menaati protokol pencegahan korona.
Dia menerangkan bahwa puncak persebaran korona di Surabaya terjadi dua kali. Yakni, pekan kedua April dan awal Mei. Saat itulah pemkot sangat berharap warga benar-benar menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang digagas pemerintah pusat.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mendukung upaya PSBB tersebut. Dia mengingatkan pemkot bahwa wabah korona semakin hari semakin meningkat. Selain menertibkan warga agar tetap di rumah, dia meminta pemkot memikirkan bantuan bagi yang tidak bisa bekerja dalam situasi seperti ini. ’’Tidak perlu menunggu sampai puncak persebaran. Hari ini sudah ada yang mengeluh tidak bisa makan,’’ ujarnya.
Reni sudah membuka pengaduan online. Warga bisa melaporkan masalahnya melalui WhatsApp dan video call di nomor 085806191345. Salah seorang ojek online mengadu bahwa penghasilannya menurun drastis sebulan terakhir. Sementara itu, dia memiliki cicilan Rp 600 ribu di koperasi. Penundaan cicilan hanya berlaku bagi yang positif korona.
Karena itu, Reni berharap pemkot segera menyebar bantuan berupa sembako yang saat ini sudah disediakan. ’’Jangan menunggu situasi terburuk. Sekarang sudah banyak yang sulit cari makan,’’ ujarya.
sumber: jawapos.com