Radja Cendol (Randol) kini sukses mengantarkan cendol sebagai minuman tradisional yang naik kelas. Pendiri Radja Cendol, Danu Sofwan menjelaskan, saat ini permintaan cendol terus meningkat.
Setiap hari secara rata-rata, Radja Cendol pusat bisa mendistribusikan sekitar 10.000 cup ke seluruh Indonesia. Pendapatan per hari diasumsikan Rp 5.000 per cup.
Ini artinya per hari Danu bisa mencatatkan omzet per hari Rp 50 juta dan per bulan efektif 25 hari Rp 1,25 miliar. Jika bulan Ramadan, permintaan cendol bisa meningkat 30% setiap harinya. Menurut dia karena cendol sudah jadi primadona untuk takjil karena rasanya yang manis dan menyegarkan.
Menurut dia, meskipun cendol dari pinggiran, Radja Cendol berupaya untuk membuat minuman ini memiliki nilai lebih dan tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Kami ingin cendol bisa terus bersaing dengan minuman dari luar negeri, kami ingin cendol bisa naik kelas dan kami akan gencar mengkampanyekan itu,” ujarnya.
Juni 2014, merupakan tonggak sejarah Danu, dia mendirikan outlet pertama di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Modal awal yang digunakan untuk membangun kerajaan cendol ini adalah Rp 5-6 juta. Dia mengaku mendapatkan dana tersebut dari hasil mengamen dan menjadi supir temannya.
“Memang dulu untuk modal awal saya mengamen di Blok M, karena memang berasal dari keluarga bangkrut jadi fight saja untuk bertahan hidup, terus saya juga pernah jadi supir teman dan dibayar Rp 1,5 juta, itu untuk cicil bikin gerobak,” kenang dia.
Setelah modal awal terkumpul, Danu membuat rombong dan menggunakan tenda. Hal ini dilakukan agar tidak menghilangkan unsur tradisionalnya.
Peluncuran hari pertama, Danu menjual cendol sebanyak 200 cup cendol. Sebenarnya, yang terjual benar-benar itu adalah 40 cup. Sisanya sebagai strategi pemasaran, dia menggunakan buy 1 get 2 untuk menarik pasar, dan promosi itu efektif.
Pertama kali launching, dia mendokumentasikan keramaian outletnya. ”
Dulu kan jamannya blackberry messenger (BBM), saya langsung broadcastkalau ada peluang usaha terbaru yang bikin heboh, bikin macet dan pokoknya akan terkenal, besoknya, ada 3 orang dari Fatmawati, Bogor dan Banten yang langsung join franchise, itu yang bikin langsung balik modal,” ujarnya.
Insting bisnis Danu memang sudah terasah, sebelum mengorbitkan Radja Cendol ini, dia sudah memikirkan usaha yang ia rintis saat itu akan diarahkan ke mana.
Jadi saat launching dia sudah menyiapkan ‘alat perang’ seperti proposal franchise, formulir dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menjadi mitra.
“Jadi waktu orang tanya-tanya saya sudah siap,” ujar dia.
Untuk menciptakan cendol dengan cita rasa prima, Danu mengaku sampaibackpacking ke 5 kota. Dia menyusuri jalur Pantai Utara Jawa, ke kota yang punya jajanan cendol. Selama perjalanan, dia menjajal cendol dan mencatat resep-resep dari penjual di kota-kota tersebut.
Sebagai brand awareness dan melekat di benak konsumen, Danu memberi karakter kuat pada produknya. Seperti Radja Cendol adalah pembuat cendol susu pertama di Indonesia.
Pria kelahiran Tasikmalaya ini mengaku tidak takut dengan mulai banyaknya pengikut-pengikut inovasinya.
“Saya justru bersyukur, kalau ada yang jualan sama ya silakan, tujuannya hanya ingin terus serius menjadikan cendol tetap ada di hati masyarakat,” ujar dia.
Begini Caranya Jadi Mitra Radja Cendol
Jika ingin bergabung menjadi mitra Radja Cendol, anda bisa mengirimkan email ketertarikan ke radjacendol@gmail.com. Subjek email diisi dengan Join Franchise 2017.
Setelah dikirimkan, tim Radja Cendol akan membalas, dengan kuisioner, yang isinya untuk menyeleksi calon mitra agar tahu mereka memiliki visi misi yang sama atau tidak dengan Radja Cendol.
Sudah berdiri 3 tahun, Radja Cendol sudah memiliki 780 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun 7% outlet tutup, karena mitra kurang serius. Karena itu, Radja Cendol melakukan seleksi ketat terhadap calon mitra yang ingin bergabung.
Setelah kuisioner diisi dan diperiksa tim dan memiliki visi misi sama. Maka calon mitra akan dikirimkan proposal untuk dipelajari. Kemudian, setelah dipelajari calon mitra diminta mengisi formulir dan mengirimkan foto 3 bagian untuk pembukaan outlet.
“Agar tim analis kita bisa melihat, tempatnya cocok atau tidak untuk berjualan, kita juga ada aturan jika masih radius 3 km dengan outlet lain maka tidak bisa,” ujar dia.
Setelah semuanya oke, calon mitra diminta untuk membayar uang muka yakni 50% dari biaya. Untuk paket indoor, seharga Rp 8,5 juta yang berisi bahan baku perdana untuk 90 cup, gunting, lap, rombong. Danu mengatakan, mitra bisa langsung siap jualan.
Sedangkan untuk paket outdoor seharga Rp 9,75 juta, sama dengan indoor, paket ini dilengkapi tenda yang bisa di-custom oleh mitra.
Danu menceritakan, dia sudah memahami pasar di Indonesia yang latah dengan inovasi. Saat ini banyak bermunculan cendol susu yang mengikuti jejak Radja Cendol.
Danu menceritakan, wilayah di Indonesia yang paling banyak menjadi mitra Radja Cendol adalah Lampung dan Kalimantan, setelah itu diikuti Jakarta Timur dan Bekasi. Menurut Danu luar Jawa memang paling banyak yang menjadi mitra karena daerah bercuaca panas.
sumber : finance.detik.com